CyberTNI.id | Jakarta, Minggu 23 November 2025 — Seorang tokoh masyarakat sekaligus Purnawirawan TNI, Sugiyatnoko, menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia. Dalam surat tersebut, ia menyerukan pentingnya mengembalikan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, sesuai amanat para pendiri bangsa.
Surat terbuka yang ia sampaikan diawali dengan salam persatuan dan doa bagi bangsa. Sugiyatnoko menegaskan bahwa Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 merupakan “jiwa bangsa” yang tidak boleh diperlakukan sekadar sebagai dokumen formal negara, apalagi dimodifikasi demi kepentingan kelompok tertentu.
Pancasila Sebagai Pedoman Moral Berbangsa
Dalam seruannya, Sugiyatnoko menyoroti sejumlah persoalan yang menurutnya menunjukkan bergesernya nilai-nilai Pancasila di tengah penyelenggaraan negara, seperti:
kebijakan yang dinilai menguntungkan kelompok tertentu,
penegakan hukum yang belum sepenuhnya berkeadilan,
beban yang masih dominan dirasakan oleh rakyat kecil,
hingga sikap sebagian pejabat yang dianggap melupakan amanah jabatan.
Ia menekankan bahwa kelima sila Pancasila harus diterapkan secara nyata dalam kebijakan negara, mulai dari keadilan hukum, penghormatan antaragama, hingga pemerataan kesejahteraan.
Menjalankan UUD 1945 Secara Murni dan Konsekuen
Menurutnya, Pembukaan UUD 1945 memberikan mandat yang sangat jelas kepada negara, di antaranya:
melindungi segenap bangsa Indonesia,
mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan umum,
serta ikut menciptakan ketertiban dunia yang adil dan damai.
Dalam surat tersebut, Sugiyatnoko menilai bahwa amanat konstitusi harus dijalankan secara sungguh-sungguh dan tidak boleh menyimpang dari tujuan awal berdirinya negara.
“Negara harus benar-benar menegakkan hukum, memberantas korupsi, dan memastikan keadilan sosial bukan hanya slogan,” tulisnya.
Seruan untuk Presiden
Lebih lanjut, Sugiyatnoko menyampaikan bahwa arah perjalanan bangsa berada di tangan pemimpin tertinggi negara. Karena itu, ia mengajak Presiden untuk memperkuat kembali pelaksanaan nilai Pancasila dan amanat UUD 1945 dalam setiap kebijakan pemerintahan.
“Rakyat hanya meminta agar negeri ini kembali pada jati diri dan cita-cita luhur para pendiri bangsa,” ujarnya.
Penutup
Di akhir surat, Sugiyatnoko menegaskan bahwa kritik dan seruannya merupakan bentuk kecintaan kepada Indonesia, bukan upaya menjatuhkan siapa pun.
“Yang benar tetap benar. Kebenaran boleh disalah-salahkan, tapi tidak akan pernah dikalahkan,” tulisnya.
Surat terbuka ini ditandatangani oleh Sugiyatnoko (Purn TNI), yang juga dikenal sebagai Panglima Komando Nasional Brigade 487 Sapu Jagad Detasemen 86.(Nang)












