CyberTNI.id | ACEH TENGGARA, Kamis (27/11/2025) — Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Aceh Tenggara sejak Selasa hingga Kamis (25–27 November 2025) mengakibatkan debit air di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) meningkat drastis hingga meluap ke permukiman warga. Banjir besar tersebut merendam sembilan kecamatan dan menyebabkan kerusakan berat pada infrastruktur serta tempat usaha masyarakat.
Kalaksa BPBD Aceh Tenggara, Mohd Asbi, menyampaikan bahwa banjir mulai memasuki permukiman warga pada Rabu, 26 November 2025, pukul 15.31 WIB. “Data sementara ada sembilan kecamatan dan 26 desa terdampak banjir. Kondisi saat ini air belum surut dan hujan masih mengguyur wilayah Aceh Tenggara,” ujar Mohd Asbi, Kamis (27/11/2025).

Adapun kecamatan terdampak yaitu: Bambel, Ketambe, Tanoh Alas, Babul Rahmah, Darul Hasanah, Lawe Bulan, Bukit Tusam, Babussalam, dan Lawe Alas.
Infrastruktur Rusak Parah
Selain merendam permukiman warga, banjir juga memutus akses antarwilayah. Sedikitnya empat jembatan ambruk diterjang arus Sungai Alas, di antaranya:
- Jembatan Natam
- Jembatan Silayar
- Jembatan Salampinim Babul Rahmah
- Jembatan Barung Aceh Tenggara
Putusnya jembatan tersebut membuat akses menuju Kecamatan Seberang Lawe Alas dan Kecamatan Nurul Hasanah terisolasi.

Di lokasi lain, akses jalan nasional Kutacane – Blangkejeren (Gayo Lues) juga lumpuh total setelah badan jalan di Desa Bener Bepapah, Kecamatan Ketambe, berubah menjadi aliran sungai. Puluhan rumah di daerah tersebut dilaporkan rusak berat dan ambruk. Selain itu, satu jembatan gantung yang menghubungkan Desa Lawe Mengkudu Kecamatan Ketambe – Kuning Abadi Darul Hasanah juga putus akibat derasnya arus sungai.
49 Kafe Hanyut Disapu Banjir Bah
Kerusakan berat juga terjadi di kawasan Desa Lawe Sekerah, khususnya di sepanjang Jalan Raya Kuta Gene. Sebanyak 49 kafe yang berada di tepi sungai hanyut digerus luapan Sungai Alas.
Seorang warga bernama Tono menceritakan detik-detik saat banjir bah terjadi.
“Sekitar jam 12 malam air Sungai Alas mulai naik. Awalnya terdengar batu-batu bergemuruh, lalu datang banjir bah yang langsung menghancurkan dan menyeret bangunan,” jelasnya kepada wartawan.

Selain bangunan dan usaha warga, areal persawahan yang siap panen serta tanaman jagung juga ikut terendam, menyebabkan kerugian besar bagi petani.
Bencana banjir ini telah memutus hubungan transportasi, merusak infrastruktur vital, menghanyutkan tempat usaha warga, serta menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. Hingga berita ini diturunkan, air masih belum surut dan hujan masih mengguyur wilayah Aceh Tenggara.
(Nang)












