CyberTNI.id | DENPASAR, 28 Februari 2025 — Gubernur Bali I Wayan Koster kembali menegaskan sikapnya menolak segala bentuk hiburan malam, perjudian, dan pembangunan kasino di Pulau Dewata. Ia menyebut, pariwisata Bali memiliki keunggulan pada nilai-nilai budaya dan spiritual yang harus dijaga dari ancaman komersialisasi berlebihan.
“Hiburan malam, kasino, prostitusi, dan judi itu bukan produk pariwisata Bali. Sekali budaya kita rusak, citra Bali sebagai destinasi dunia akan hilang,” ujar Koster (28/2/2025).
Pernyataan ini muncul di tengah isu yang sempat berkembang sejak 2024, ketika Ketua HIPMI Bali mengusulkan pembangunan kasino bertaraf internasional demi menarik wisatawan mancanegara. Wacana itu menuai gelombang penolakan, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat adat.
Koster menilai, membangun kasino justru akan mengikis daya tarik utama pariwisata Bali, yang selama ini mengandalkan kekayaan seni, adat, dan alamnya. “Destinasi Bali tidak perlu meniru daerah lain yang mengandalkan kasino untuk menarik wisatawan,” tegasnya.
Penolakan ini juga sejalan dengan regulasi nasional. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sebelumnya menegaskan bahwa pembangunan kasino di Indonesia, termasuk Bali, tidak memungkinkan karena perjudian dilarang oleh undang-undang. Pemerintah pusat menegaskan fokus pengembangan pariwisata adalah pada daya tarik budaya dan keindahan alam.
Dengan sikap tegas ini, Koster memastikan Bali akan tetap mengedepankan pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan, demi menjaga warisan yang telah menjadi identitas pulau ini di mata dunia.
(Nang)