CyberTNI.id | CIREBON, 24/11/2025 — Adat Istiadat di Cirebon Jawa Barat, berbagai macam pemapilan yakni di Desa Trusmi Kecamatan Plered, Jawa Barat nampaknya sedang diadakan Prosesi ganti atap yang uniknya bahwa pergantian memayung yang dalam arian menutupi keramat menggunakan welit (daun bambu) di Komplek Makam Buyut Trusmi mulai dilakukan pagi ini.
Sebelum dilakukan memayu Buyut keramat Trusmi, sebelumnya diadakan Festival Karnapal yang diikuti ratusan seni kebufayaan dari berbagai daerah, yakni dengan menghadirkan berbagai macam atraksi dan arak-arakan yang sangat menghibur warga Cirebon, disambut antusias ribuan warga masyarakat, dalam acara tersebut mengalami kemacetan yang cukup fatal, hingga puluhan kilometer pengendara mobil tidak bisa beraktivitas pada, Minggu, 23/11/2025 kemarin.
Dalam acara memayu Welit tersebut turut dibawa oleh sejumlah abdi dalem saat prosesi arak-arakan Trusmi yang dimulai dari Balai Desa Trusmi Wetan kemudian memutar kembali ke balai desa melalui Jalur Pantura Plered. Arak-arakan ini menyedot animo hingga ribuan warga untuk menyaksikan. Jalur Pantura di Lampu merah Plered pun selama beberapa jam diblokir, sehingga hanya satu jalur saja yang digunakan untuk kendaraan lewat, sementara satu jalur lainnya digunakan untuk arak-arakan.

Acara memayu yang sangat sakral ini dilakukan pergantian setiap tahunnya, mengingat perjuangan sang Pangaran waktu kala itu untuk persembahan terhadap sang Raja yakni Syeck Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Jati Cirebon), Buyut trusmi yang dikenal sebagai tempat peristirahatan tokoh penyebar Islam di Cirebon yang bernama Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Sangkan.
Nama “Trusmi” berasal dari kata “terus bersemi”, merujuk pada fenomena kesaktiannya, membuat tumbuhan yang dicabut dan bisa tumbuh kembali, Ia adalah Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi, yang juga dikenal sebagai pendiri Kerajaan Cirebon. Setelah menyerahkan keraton kepada Sunan Gunung Jati, ia pindah ke Trusmi untuk menyebarkan ajaran Islam dan memperbaiki kehidupan di daerah Trusmi
Ketika CyberTNI.id, konfirnasi warga pendatang dari luar daerah, Eka Handayani bererta anaknya yang melihat prosesi arak-arakan, mengatakan kami sangat bangga melihat hasil kreasi para generasi mudah maupun orang tua dalam menyajikan berbagai macam hiburan, dengan menyambut sangat antusias, apalagi kami dari luar daerah melihatnya juga sangat senang, anak-anak bisa terhibur, tandasnya singkat (MOCH MANSUR)












