CyberTNI.id | Pemalang, 8 Agustus 2025 – Masyarakat Desa Kendalsari dan Tegalsari Barat, Kabupaten Pemalang, menggelar aksi gotong royong pada Jumat (8/8) untuk memperbaiki jalan sepanjang ±750 meter yang telah rusak parah dan terbengkalai selama bertahun-tahun. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan dipusatkan di wilayah Dukuh Dronjong, Desa Kendalsari, Kecamatan Petarukan.
Jalan yang diperbaiki merupakan penghubung vital dari Desa Jrakah, Kecamatan Taman menuju Dukuh Dronjong, dan menjadi akses utama masyarakat menuju Kota Pemalang. Dahulu berstatus sebagai jalan kabupaten, kini pengelolaan jalan telah diserahkan kepada masing-masing desa. Namun, karena kurangnya koordinasi dan adanya kepentingan internal antara wilayah, kondisi jalan terus memburuk tanpa penanganan berarti.
Kegiatan gotong royong ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuda, hingga mahasiswa KKN dari ITB ADIAS Pemalang. Jalan diperbaiki dengan cara pengurugan menggunakan material batu krasak.
“Ini adalah bentuk kepedulian warga terhadap lingkungan. Karena belum ada anggaran dari pemerintah, kami lakukan ini secara swadaya agar akses jalan bisa segera digunakan dengan lebih layak,” ujar Eko Suyono, Kepala Dusun setempat.
Batu krasak sebagai material utama diperoleh dari bantuan seorang pengusaha lokal yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, dan hanya menyebut dirinya sebagai “Hamba Allah”. Bantuan ini menjadi pemicu semangat warga untuk turun langsung memperbaiki kondisi jalan yang sudah sangat memprihatinkan.
Pihak-Pihak yang Terlibat:
Kepala Dusun: Eko Suyono
Ketua RW: Carto
Ketua RT 01–07
Tokoh Masyarakat: Soleh Hadi Mustofa, C.PFW
Mahasiswa KKN ITB ADIAS Pemalang
Seluruh warga Dukuh Dronjong dan sekitarnya
Harapan Masyarakat:
Melalui kegiatan ini, warga berharap agar pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten dapat segera turun tangan dan tidak saling menutup mata terhadap kondisi infrastruktur yang sangat dibutuhkan masyarakat. Masyarakat juga menyerukan pentingnya kerja sama lintas wilayah agar konflik kepentingan tidak lagi menjadi penghambat pembangunan desa.
“Kami hanya ingin akses jalan yang layak, tidak muluk-muluk. Semoga gotong royong ini bisa menjadi pemantik perhatian dari pihak yang berwenang,” tambah Soleh Hadi Mustofa, salah satu tokoh masyarakat.
Gotong royong ini mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal dan kepedulian sosial yang masih sangat kuat di tengah masyarakat, meskipun dalam keterbatasan.
Arden73